MANADO – Pengisian air di Bendungan Kuwil Kawangkoan Minahasa utara beberapa waktu lalu ternyata mempengaruhi debet air yang ada di DAS Tondano yang nota bene menjadi salahsatu sumber produksi air bersih PDAM Kota untuk melayani masyarakat Kota Manado.
Menurut Dirut PDAM Kota Manado Meiky Taliwuna saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/11/22) sejak pengisian air di Waduk Kuwil yang akan memakan waktu kurang lebih 1 tahun mengakibatkan debit air yang ada di DAS Tondano surut atau menurun hingga 1 meter.
Kata Taliwuna, pompa yang biasanya tiga yang beroperasi sekarang tinggal satu, secara otomatis pasokan air bersih untuk masyarakat yang ada di Paal Dua, Tikala, Perkamil, Tuminting dan Singkil terganggu.
“Bukan hanya PDAM saja yang merasa terganggu karena sepanjang DAS itu banyak sekali usaha-usaha masyarakat yang juga merasakan dampak dari pengisian air di Bendungan Kuwil,” kata Taliwuna.
Taliwuna mempertanyakan kenapa saat pengisian air di Bendungan Kuwil pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) tidak memperhitungkan semua dampak tersebut.
“Program itu memang bagus tetapi seharunya terkoordinasi, jangan sampai ekosistem yang di DAS ini terganggu, karena PDAM Kota Manado juga adalah bagian dari ekosistem tersebut karena sampai saat ini sudah ada ratusan masyarakat yang menyampaikan keluhan akibat air mati,” ucap Taliwuna.
Untuk itu Taliwuna mengharapkan agar ada koordinasi dari pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) dengan PDAM Kota Manado untuk mencari solusi agar tidak ada yang merasa terganggu.
Diketahui, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Airlangga Mardjono mengatakan Bendungan Kuwil menjadi solusi pengendalian banjir di Manado dan sekitarnya, di mana bendungan ini bisa menampung air 470 kubik per detik.
Hal tersebut disampaikan Mardjono saat Ceremonial Impounding atau pengisian air Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulut, Jumat (25/11/22) lalu.
“Bendungan ini memiliki manfaat menyediakan air untuk Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung dan Kawasan Ekonomi Khusus sebesar 4,5 meter kubik per detik. Kemudian terdapat potensi pembangkit listrik tenaga mikrohydro sebesar 2×0,7 megawatt,” ujar Airlangga.
Proyek bendungan yang dibangun sejak tahun 2016 yang berbanderol Rp 1,9 triliun dari APBN ini disebut sebagai solusi masalah banjir yang sering terjadi di Kota Manado.
Senada disampaikan Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I, Komang Sudana. Dijelaskan, keberadaan Bendungan Kuwil Kawongkoan merupakan bagian dari rencana tanggap darurat karena mampu menampung volume air yang besar. (denny)