Dikuranginya BBM Kapal Ke Nusa Utara, Komisi III Bakal Panggil Pihak Pertamina

Sulut49 Dilihat

Sulut-Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Utara, melaksanakan rapat Koordinasi bersama Stakeholder terkait peningkatan pelayanan Angkutan Laut Nusa Utara (Sitaro,Talaud dan Sangihe).

Rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Kadis Perhubungan Provinsi Sulut Lynda Watania mngungkapkan Bahia permasalahan yang Alan Di bags assuage mengenai, pengurangan kuota BBM oleh pertamina untuk kapal penumpang yang melayani trayek Manado- Nusa Utara,2.usulan trayek baru Tahuna-Manado-Melonguane/Lirung, pelayanan trayek manado-talaud diusulkan setiap haridm dengan menyinggahi pelabuhan mnagaran dan pelabuhan beo,penanganan sampah di laut.

Rapat koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sulut dihadiri oleh Ketua Komisi III DPRD Sulut, Berty Kapoyos dan tiga anggota dewan dapil Nusa Utara Winsulangi Salindeho, Tonny Supit, Sherly Djanggulung, Para Kepala Pelabuhan serta Para Pengusaha dan Asosiasi Pelayaran.Rabu (07/11/19)

Dengan adanya kekurangan BBM untuk Kapal ke Nusa Utara maka pihak Pertamina harus dipanggil untuk melakukan penjelasan.

Baca juga:  Dihadapan Mahasiswa Hukum Trisakti, SBANL Jelaskan Eksistensi DPD RI Sebagai Lembaga Negara

Sherly Tjanggulung dengan tegas menyatakan, harus ada jawaban dari pihak Pertamina.
“Karena namanya Pengusaha Kapal tentunya harus menikmati adanya keuntungan. Sementara dengan naiknya harga tiket maka masyarakat sangat dirugikan apalagi harga komoditi Cengkih, Pala dan Kopra turun,”tegas Tjanggulung.

Sementara itu, Wingsulangi Salindeho mantan Bupati Sangihe juga mengingatkan pihak pengusaha agar memperhatikan penumpang. “Mereka yang naik kapal, masyarakat menengah bawah, kenaikan harga tiket sangat terasa. Penumpang tiket Kapal Manado- Talaud Rp 200 ribu,”ujar Bu Winsu.

Sedang mantan Bupati Sitaro Tonny Supit juga meminta Pertamina harus dipanggil. “Pertamina jangan mengurangi kuota BBM. Masyarakat pasti akan kecewa jika harga tiket naik. Apalagi sudah masuk bulan Desember khususnya dalam menghadapi perayaan Natal dan Tahun baru sudah pasti penumpang akan membludak untuk pulang kampung,”ungkap Tonny Supit.

Baca juga:  Pemilihan Dekan FISIP Unsrat Manado Bakal Alot

Tonny Supit mengingatkan soal banyaknya pengaturan yang dikeluarkan pelabuhan manado.

“Saya tidak memihak pengusaha kapal dan masyarakat.Kapal penumpang membeli solar bersubsidi dari pemerintah, harganya setengah kapal Cargo yang non subsidi. Ini sangat memberatkan pengusaha kapal. Pertamina harus menjelaskan, mengapa sampai terjadi pengurangan BBM, karena saya melihat di beberapa SPBU juga kekurangan BBM. Ini harus dijelaskan apakah karena faktor cuaca atau ada penyebab lain,” ujar Tonny Supit.

Ketua Komisi III Berty Kapojos dalam rapat tersebut berjanji akan memanggil pihak Pertamina dan akan melakukan konsultasi ke Kementerian Perhubungan, karena dalam waktu dekat ini akan ada penambahan kapal ke Nusa Utara.
(ika)